Ekspansi kosmos (sains dalam Al-quran) QURRAINN

| | 0 komentar

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dengan bertitik tolak pada teori relativitas umum, ekspansi kosmos mendapat dukungan fisik dalam pemeriksaan tentang bayangan galaksi, pergeseran sistematik ke arah bayangan merah dapat diartikan sebagai fakta bahwa antara satu galaksi ke galaksi yang lain itu saling berjauhan.

Allah memerintahkan umat manusia untuk mencari dan merenungkan teori tentang penciptaan langit, bumi, bintang-bintang, tumbuhan, hewan, manusia, pergantian siang dan malam, dan berbagai ciptaan lainnya. Dengan mencermati hal tersebut, manusia akan semakin menyadari keindahan cita seni ciptaan Allah di dunia sekelilingnya. Sains menawarkan cara untuk menemukan cita seni ciptaan Allah, yaitu dengan mengamati alam semesta beserta seluruh makhluk di dalamnya, dan menyampaikan hasilnya kepada umat manusia.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud ekspansi kosmos?

2.      Bagaimana penjelasan ekspansi kosmos dalam al-quran?

3.      Apa latar belakang lahirnya teori ekspansi kosmos?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk memahami maksud dari ekspansi kosmos

2.      Untuk mengetahui bagaimana penjelasan ekspansi kosmos dalam al-quran

3.      Untuk mengetahui latar belakang lahirnya teori ekspansi kosmos.

 

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Ekspansi Kosmos

Ekspansi kosmos adalah suatu fenomena yang sangat besar. Fenomena ini diungkapkan oleh sains modern. Dengan bertitik tolak pada teori relativitas umum, ekspansi kosmos mendapat dukungan fisik dalam pemeriksaan tentang bayangan galaksi. Pergeseran sistematik ke arah bayangan merah dapat diartikan sebagai fakta bahwa antara satu galaksi ke galaksi yang lain itu saling menjauhkan diri. Maka dengan begitu ekstensi kosmos itu akan selalu berkembang atau membesar. NASA baru - baru ini mengumumkan penemuan 715 planet baru, sembilan puluh lima persen bagian dari dunia ini dikatakan ukurannya empat kali dari ukuran bumi, dan mengorbit bintang yang mirip dengan matahari.

 


Gambar 1.1 Teori Big Bang

2.      Ekspansi Kosmos Dalam Al-Qur’an

Tulisan ini akan menyajikan bagaimana Islam mengajarkan kosmologi pada umat manusia dari literatur paling utama yaitu al-quran. Dan kemudian kita akan melihat bagaimana sains membahas dalam kasus yang sama. Sebagai muslim tentu kita percaya al-quran mutlak kebenarannya, walau mungkin kemampuan kita belum cukup memahami maknanya. Dalam perspektif al-quran tentang penciptaan alam fisik dapat diringkas sebagai berikut, alam semesta diciptakan tuhan untuk suatu tujuan. Setelah menciptakan alam semesta dan semua yang terkandung di dalamnya, Tuhan tidak akan meninggalkannya, karena dilihat pada kenyataannya seluruh ciptaan selalu membutuhkan Tuhan, tanpa cinta-Nya kosmos tidak bisa eksis. Pada saat sebelum mewujudnya suatu momen, kepastian pengetahuan tetap berada pada Tuhan. Segala sesuatu yang ada di dunia akan binasa. Hal ini akan diikuti dengan kebangkitan dan kehidupan jenis baru.

Pengamatan kita tentang alam semesta ini dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, dapat dilakukan yakni dengan cara menyaksikan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya melalui ayat –ayat karunia-Nya yang terhampar luas di alam semesta.

Konsep dari perkembangan alam semesta di temukan dalam ayat al-qur’an yang melukiskan perkataan Tuhan, dihadapkan dengan sains modern:

Artinya: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami, dan Kami meluaskannya.” [Adz Dzaariyaat: 47]

Kata “Langit” seperti yang dinyatakan dalam ayat diatas di gunakan di berbagai tempat di dalam al-quran dengan arti ruang angkasa dan alam semesta. Disini, kata itu digunakan lagi dengan arti tersebut. Dengan kata lain, dalam al-quran di ungkapkan bahwa alam semesta mengalami “perluasan”. Dan pernyataan ini tepat dengan kesimpulan yang dicapai sains saat ini.

Sampai awal abad ke-20, satu – satunya pandangan yang berlaku di dunia sains adalah bahwa “alam semesta mempunyai sifat konstan dan ada sejak waktu tak berhingga”. Tetapi penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya mempunyai permulaan, dan ia secara terus - menerus meluas.

 


Gambar 1.2 Gambaran alam semesta

 

3.      Latar Belakang Lahirnya Ekspansi Kosmos.

Pada tahun 1922 salah satu fisikawan Rusia yaitu Alexander Friedmann meramalkan alam semesta memuai atau mengalami ekspansi (perluasan). Menurut Fiedmann galaksi - galaksi juga bergerak kesamping tetapi dengan kecepatan yang rendah. Ketika alam semesta mengecil atau mengerut tidak semua partikel bertabrakan, ada yang bersimpangan jalan dan saling menjauhi, inilah yang dimaksud dengan jagat raya memuai atau ekspansi alam semesta. Menurut perhitungan,pemuaian alam semesta terjadi antara 5% – 10% dalam satu miliar tahun sekali.

ada 3 bentuk pemuaian atau ekspansi alam semesta yang di kemukakan oleh friedmann yaitu :

1.      Alam semesta tidak terhingga dalam ruang yang tidak terbatas. Gravitasi begitu kuat sehingga ruang menggembung mirip permukaan bola dengan 3 dimensi, dan dimensi ke 4 adalah waktu yang rentangannya seperti garis bujur 2 yaitu batas awal dan batas akhir.

2.      Ruang melengkung mirip pelana kuda dan tak terhingga.

3.      Ruang itu datar dan tidak terhingga dengan laju pemuaian yang kritis.

Dari model Freidmann diperkirakan suatu masa antara 10 sampai dengan 20 milyar tahun yang lalu, jarak antara satu galaksi dengan galaksi yang lain adalah 0 (zero). Teori relativitas umum telah mengatakan tentang adanya suatu titik singgularitas. Alam semesta rapat tidak terhingga dan demikian juga lengkungan ruang waktunya. Ketika itu terjadilah Big Bang atau peristiwa dentuman besar.

Fisikawan Rusia yaitu George Gamow (1904-1968) mengatakan, pada usia awalnya jagat raya sangat rapat dan panas sehingga membara putih. Cahaya putih ini sangat jauh geseran merahnya dan terlihat sebagai gelombang mikro. Hal ini menunjukkan bahwa galaksi-galaksi diluar bima sakti sangat jauh sehingga memiliki sumber lemah. Sedangkan galaksi kita letaknya dekat sehingga mempunyai sumber kuat. Tetapi volume ruang sumber dekat tidak sebanyak yang dimiliki sumber jauh, artinya dimasa lalu sumber ini lebih banyak dari pada di masa kini. Dengan ekspansi dinamis alam semesta maka radiasi sinar kosmis mestinya tersebar keseluruh penjuru. Pada tahun 1960 an bentuk radiasi yang dibayangkan Gamow dan Adler menjadi pokok penelitian sekelompok Ilmuwan dengan peralatan akurat di Universitas Princeton, namun apa yang mereka cari telah ditemukan orang lain yaitu Arno penzias dan robert Wilson. Radiasi di tempat jauh yang meninggalkan sumbernya dalam masa lalu, baru dalam masa kini radiasi itu ke didektor.

Semua sudah diperhitungkan oleh Allah SWT, sebagai Sang Pencipta dengan teliti dan akurat sebagaimana firmannya :

“Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.”

Disamping itu Allah benar-benar sudah memperhitungkan dengan hitungan yang sangat teliti yang juga terdapat dalam surat Jinn ayat 28

Pembuktian bahwa jagat raya mengalami ekspansi bisa dilakukan dengan menggunakan efek doppler. Frekuensi yang berbeda pada cahaya akan menghasilkan warna yang berbeda pula, frekuensi rendah muncul pada ujung merah, frekuensi tinggi pada ujung biru spektra. Jadi bintang yang menjuhi kita, spektrumnya bergeser ke ujung spektra merah sedangkan bintang yang mendekati kita menunjukkan pergeseran biru. Derajat pergeseran ke sisi merah dan kesisi biru menunjukkan laju pergerakannya. Para astronom menemukan karakter bintang-bintang galaksi bima sakti bergeser ke ujung merah, hal ini menunjukkan galaksi menjauh dan berekspansi.


Gambar 1.3 Ekspansi Kosmos

 

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

             Ekspansi kosmos merupakan suatu fenomena yang sangat besar. Ekspansi kosmos mendapat dukungan fisik dalam pemeriksaan tentang bayangan galaksi. Pergeseran sistematik ke arah bayangan merah dapat diartikan sebagai fakta bahwa antara satu galaksi ke galaksi yang lain itu saling menjauhkan diri. Maka dengan begitu ekstensi kosmos itu akan selalu berkembang atau membesar.

  Dalam perspektif Al-Qu’an alam semesta diciptakan tuhan untuk suatu tujuan. Setelah menciptakan alam semesta dan semua yang terkandung di dalamnya, Tuhan tidak akan meninggalkannya, karena dilihat pada kenyataannya seluruh ciptaan selalu membutuhkan Tuhan, tanpa cinta-Nya kosmos tidak bisa eksis. Pengamatan kita tentang alam semesta ini dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, dapat dilakukan yakni dengan cara menyaksikan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya melalui ayat –ayat karunia-Nya yang terhampar luas di alam semesta.

Pembuktian bahwa jagat raya mengalami ekspansi bisa dilakukan dengan menggunakan efek doppler. Frekuensi yang berbeda pada cahaya akan menghasilkan warna yang berbeda pula.

DAFTAR PUSTAKA

 

Yahya, Harun. 2004. Al-Quran dan Sains. Bandung: Dzikra

Ekspansi Alam Semesta. (online), (http://blog-aos.blogspot.co.id/2012/10/ekspansi-alam-semesta.html), diakses 17 September 2015

Atiya, Moutasem. The Cosmos and Modern Science. (online), (http://id.muslimvillage.com/2014/03/17/50731/ibn-abbas-the-cosmos-and-modern-science/),  diakses 18 September 2015

Astronomi Benda Samawi. (online), (https://izzatalislam.wordpress.com/2010/12/07/astronomi-benda-samawi/),  diakses 18 September 2015

Hadi, Miftachul. (online), (http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1112242228), diakses 18 September 2015

 

 

 

 



 





 

Read more...

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (sains dalam al-quran)

| | 0 komentar

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan wahyu dapat berari Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, untuk dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia. Di dalam Al-Qur’an erdapat berbagai ayat mulai dari ayat tentang lam sebelum dunia, alam dunia, dan alam setelah dunia, ayat-ayat itu sebagai petunjuk bagi manusia untuk , berfikir untuk meneliti apa tujuan ayat itu diturunkan. Salah satu ayat yang banyak ilmuan teliti ialah ayat mengenai penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an disebutkan :  “Yang diturunkan dari Allah yang telah menciptakan bumi dan langit yang tinggi” Ayat ini menjadi acuan pertanyaan bagaimana diciptakan nya alam semesta menurut Al-Qur’an pertanyaan itu muncul karena keingin tahuan manusia tentang bagaimana asal mula tempat tinggalnya diciptakan, karena manusia berada di dalam alam semesta tepatnya planet bumi.

Untuk menjawab pertanyaan diatas mka kita harus mengkaji lebih jauh bagaimana penciptaan alam semesta yang sebenarnya dilihat dari kajian Al-Qur’an dan sains dengan kecanggihan tekhnologi sekarang apakah sejalan ataukah berlawanan. Dengan pemaparan di atas maka kami tertarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimana alam semesta ini diciptakan dengan membuat makalah yang berjudul sejarah penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an.

 

B.       Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Al-Qur’an menjelaskan tentang Penciptaan Alam Semesta ?

2.      Mengapa Al-qur’an mengatakan seperti itu ?

 

C.      Tujuan

1.      Untuk mengetahui sejarah penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an

2.      Untuk mengetahui suatu alasan dari pemaparan Al-Qur’an mengenai proses penciptaan alam semesta

BAB II

       PEMBAHASAN

 

A.       Alam Semesta

Alam semesta terdiri dari semua materi, termasuk tenaga dan radiasi  juga segala sesuatu yang ada di dalam antariksa. Alam semesta tidak dapat diukur, batas-batasanya tidak diketahui. Tata surya tempat terdapatnya bumi, hanyalah sebagian kecil alam semesta. Dalam alam semesta terdapat banyak galaksi seperti Bima Sakti, galaksi merupakan bagian yang membentuk alam raya yang sangat luas.

Enam Fase Penciptaan Alam + Fase Berakhirnya Alam menurut Ilmiah

        Fase Pemisahan – Fase benda permulaan yang merupakan awal penciptaan makhluk – benda yang berukuran sangat besar menjadi tingkat terkecil (tidak ada).

       Fase Peledakan – Fase Peledakan Besar – ledakan benda permulaan dan berubah menjadi awan yang berasap.

       Fase Sintesis berbagai unsur dari awan berasap – dan pembentkan inti-inti hidrogen dan helium serta lainnya.

       Fase Produksi – Fase terpisahnya kisaran-kisaran dari awan berasap dan pengintensifannya terhadap dirinya untuk membentuk masing-masing dari bumi dan benda-benda angkasa lainnya.

       Fase Pembentangan – bumi dan pembentukan lapisannya dari gas, air, dan batu, serta pembentukan samudra-samdra, benua-benua, gunung-gunung, pasir-pasir, dan sungai-sungai.

       Fase Penciptaan Kehidupan Awal – dalam bentuknya yang sederhana hingga berbagai fasenya dan ssemua bentuk kehidupan.

       Fase Berakhirnya Alam – di sini alam mulai melipat dirinya sendiri, dan berakumulasi dalam satu benda sebagaimana bentuk benda permulaan yang berasal darinya.

B.       Penciptaan Alam Semesta dalam Alquran

Di dalam Alquran dikatakan bahwa alam semesta diciptakan dalam enam masa yaitu meliputi penciptaan  langit dalam dua masa dan bumi dalam dua masa serta semua isi bumi dalam dua masa.

Allah mengabadikan penciptaan alam semesta dalam enam masa  dalam firman-Nya

إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأَمْرَ مَا مِن شَفِيعٍ إِلاَّ مِن بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptaan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam da atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran.

Pada permulaan ayat ini, Allah menegaskan bahwa dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa).  Hari atau masa yang disebut dalam ayat ini , dalam tuntunan agama, hanya Allah saja yang mengetahui berapa lamanya. Ada ayat yang menjelaskan bahwa satu hari itu sama dengan seribu tahun dalam hitungan manusia seperti firman Allah dalam Alquran:

وَإِنَّ يَوْماً عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ

 “Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah  seperti seribu tahun menurut perhitunganmu

Penciptaan langit dan bumi dalam enam masa ini juga disebutkan dalam beberapa ayat lain,

وَهُوَ الَّذِي خَلَق السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءلِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ

أَحْسَنُ عَمَل

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya”.

Bila diperhatikan, ungkapan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa pada ayat ini, dikaitkan dengan informasi bahwa ‘Arsy Allah berada di atas air. Artinya, air ternyata sudah ada ketika langit dan bumi diciptakan. Dengan kata lain, air telah ada pada saat awal penciptaan. Air dalam hal ini dapat dimaknai sebagai unsur asal alam semesta yaitu hydrogen. Keterangan ini merupakan isyarat bahwa air adalah unsur pokok dalam penciptaan makhluk hidup.

a.      Penciptaan Langit Dalam Dua Masa

Hasil telaah menyebutkan bahwa langit dan bumi diciptakan secara terpisah, seperti dalm Alquran

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقاً فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

“Tidaklah orang-orang kafir itu melihat bahwa dahulu sesungguhnya langit dan bumi itu bersatu, lalu kami pisahkan antara keduanya.”

Pemisahan penciptaan ini menghasilkan formasi galaksi dan kemudian terpecah menjadi bintang-bintang  yang merupakan asal usulnya planet.

Lalu Allah menciptakan tujuh lapis langit yang terjadi dalam dua masa Allah memberikan informasinya dalam Alquran

فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

“Lalu diciptakannya langit dalam dua masa, dan pada setiap langit  Dia mewahyukan urusan masing-masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), kami hiasi dengan bintang-bintang, dan (kami ciptakan itu) untuk memelihara. Demikianlah ketentuan Allah yang Mahaperkasa, Maha Mengetahi.

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menyempurnakan kejadian langit  dengan menjadikannya tujuh lapis dalam dua masa.  Pada awalnya Allah menciptakan langit pertama, dan kemudian disempurnakan menjadi tujuh langit yang berlapis-lapis. Dijelaskan pula bahwa setiap lapis langit mempunyai fungsinya masing-masing .

Langit yang terdekat dengan bumi, dihiasi dengan bintang-bintang yang gemerlapan. Ada bintang yang bercahaya sendiri, dna nada juga yang hanya memantulkan cahaya sinar  bintang lainnya.

b.      Penciptaan Bumi Dalam Dua Masa

Penciptaan bumi sebagaimana penciptaan langit terjadi dalam dua masa. Allah mengisyaratkan hal ini dalam Alquran

قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَندَاداً ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan seluruh alam.”

Ayat lain menjelaskan tentang penciptaan bumi dalam dua periode

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

“dan jika engkau bertanya kepada mereka: siapa yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? Pasti mereka akan menjawab, Allah. Maka mengapa mereka bias dipalingkan (dari kebenaran)”.

Sebagian ahli tafsir berpendapat, maksud penciptaan bumi pada ayat ini adalah menciptakan wujudnya dalam dua masa.  Disimpulkan demikian, karena pada waktu diciptakan langit dan bumi, hari atau siang dan malam seperti yang diketahui sekarang belum ada. Sedang menurut pandangan ilmiah, maksudnya adalah pembentukan bumi dalam dua masa.

Hari atau periode pertama dari masa penciptaan bumi, adalah rentang waktu sekitar miliaran tahun yang lalu, yaitu ketika yang ada hanya awan debu dan gas yang mengapung di angkasa yang mulai mengecil. Kemudian butiran-butiran debu dalam awan itu saling melekat dan membentuk planetisimal  yang kemudian saling bertubrukan membentuk planet. Diantara planet-planet itu adalah bumi.Bumi adalah tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidupbeserta segala isinya. Bumi termasup planet yang terdapat dalam tata surya  di alam semesta ini.

 

c.       Penciptaan Isi Bumi Dalam Dua Masa

Setelah Allah menciptakan langit dalam dua masa dan bumi dalam dua masa, selanjutnya diciptakan makhluk-makhluk lain yang akan mengisi bumi  dan langit, proses ini merupakan penyempurnaan dari ciptaan-Nya. Allah brfirman dalam Alquran

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِن فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاء لِّلسَّائِلِين

“Dan dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuninya) dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukan.”

Allah menciptakan bumi dan segala isinya bertujuan untuk memperlihatkan keindahan sang penciptannya. Dengan adanya gunung-gunung permukaan bumi mendjadi indah. Allah juga melingkupi bumi segala isinya dengan keberkahan bagi makhluk-Nya

Penciptaan bumi dan segala isinya ini terjadi pada empat masa atau dapat difahami penciptaan bumi dua masa dan isinya dua masa. Tafsir ilmiah tentang empat masa ini bias jadi seperti yang diungkapkan dalam empat periode dalam kurun waktu geologi berikut: pertama, proterozoikum pada masa ini kehidupan sangat tidak jelas. Kedua, peleozoikum pada masa ini kehidupan mulia jelas. Ketiga, mesozoikum masa ini disebut sebagai kehidupan pertengahan. Keempat, kenozoikum masa ini disebut sebagai kehidupan baru.

 

BAB III

KESIMPULAN

 

 

Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pemaparan bab sebelumnya bahwa menurut Al qur’an alam semesta itu diciptakan dalam enam hari (masa), tatapi hari di sini bukan hari yang manusia ketahui saat ini, tetapi hari tahapan proses penciptaan dan hanya Allah lah yang tahu, dikatakan dalam sebuah ayat bahwa hari penciptaan itu satu hari setara dengan seribu tahun dalam perhitungan sekarang (manusia). Kronologinya Allah ciptakan bumi dalam dua masa lalu isinya dalam dua masa dan yang selanjutnya diciptaka langit dalam dua masa pula. Lalu Allah mengaturnya dengan Maha Kuasanya.

DAFTAR PUSTAKA 

Adam, Thur. 1997. Rahasia Alam Semesta. Medan: Gama Utama

 

Alquran digital versi 1.0.  2009. Al-Kalam. Bandung: Diponegoro

 

Brucaille, Maurice. 1992. Alquran dan Sains Modern. Jakarta: Media Da’wah

 

Catatan Ilmu Falak. Kelas X MA Persis Tarogong. Guru mata pelajaran:

Moh. Iqbal Santoso

 

Martina, Anna. 2010. Aku Makin Tahu Tentang Bumi dan Iklimnya. Jakarta: Bina Sumber Daya MIPA

 

Kementrian Agama RI. 2012. Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya. Jakarta: Kementrian Agama RI

 

Alam, Ahmad Khalid. 2005. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan. Jakarta: Gema Insani

 


[1] Q.S. Thaha (20) : 4

[2] Ilmu Falak  kls. X,  Moh. Iqbal Santoso, MA Persis Tarogong

[3] Tholib Haris, Rahasia Alam Semesta , hlm: 7

[4] Q.S. Yunus (10) : 3

[5] Hari yang dimaksud sebagai rentang waktu penciptaan, bukan hari yang difahami manusia saat ini

[6] Q.S. Al-Hajj (22) : 47

[7] Q.S. Hud (11) : 7

[8] Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya, hlm: 5

 

[9] Q.S. Al-Anbiya (21) : 30

[10] DR. Maurice Bucaille, Alquran dan sains modern, hlm: 16

[11] Q.S. Fussilat (41) : 12

[12] Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya, hlm: 8

[13] Q.S. Fussilat (41) : 9

[14] Q.S Al-Ankabut (29) : 61

[15] Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya, hlm: 9

[16] Anna Martina, Aku Makin Tahu tentang Bumi Dan Iklimnya, hlm : 2

[17] Q.S. Fussilat (41) : 10

[18]  Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya, hlm: 11

[19] Q.S. Al-Anbiya (21) : 30

[20] DR. Maurice Bucaille, Alquran dan sains modern, hlm: 16

[21] Q.S. Fussilat (41) : 12

[22] Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya, hlm: 8

[23]  Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya, hlm: 13-14

[24] Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya, hlm: 20-21

 

 

Read more...

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©